Picture
Angkatan Pujangga Baru adalah bapak dari sastra modern Indonesia..

Ciri-ciri Sastra Angkatan pujangga Baru :

-          Menggunakan bahasa undonesia.

-           Pengaruh barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya nasional.

-          Menonjolkan nasionalisme, meterialisme, intelektualisme, individualisme, romantisme.

-          Menceritakan kehidupan masyarakat kota.

Ada dua kelompok jenis sastrawan Pujangga Baru yaitu :

  1. Seni untuk seni.
  2. Seni untuk rakyat.
Pengarang dan karyanya :

  1. Armijn Pane :
    Belenggu (1954)
    Jiwa Berjiwa
    Gamelan Djiwa – kumpulan sajak (1960)
    Djinak-djinak Merpati – sandiwara (1950)
    Kisah Antara Manusia – kumpulan cerpen (1953)
  2. Sutan Takdir Alisjahbana :
    Layar Terkembang (1948)
    Tebaran Mega (1963)
  3. Amir Hamzah :
    Nyanyi Sunyi (1954)
    Buah Rindu (1950)
    Setanggi Timur (1939)
  4. Muh Yamin :
    Indonesia, Toempah Darahkoe! (1928)
    Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
    Ken Arok dan Ken Dedes (1951)
    Tanah Air
  5. Sanusi Pane :
    Pancaran Cinta (1926)
    Puspa Mega (1971)
    Madah Kelana (1931/1978)
    Sandhyakala ning Majapahit (1971)
    Kertadjaja (1971)
  6. J.E.Tatengkeng :
    Rindoe Dendam (1934)
  7. Roestam Effendi :
    Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan (1953)
    Pertjikan Permenungan (1953)
  8. Selasih :
    Kalau Ta’ Oentoeng (1933)
    Pengaruh Keadaan (1957)
DAN PENYAIR-PENYAIR ANGKATAN PUJANGGA BARU YANG LAIN

a. Asmara Hadi

Sajak-sajaknya penuh romantik dan kesedihan dan dalam sebagian sajaknya lagi terasa semangat perjuangan yang penuh keyakinan. Hal ini di ilhami luka jiwa yang disebabkan oleh kematian cintanya; seperti pada puisi ‘Kusangka Dulu‘, ‘Kuingat Padamu’

b. A. M. Thahir (A.M. Dg. Myala)

Sajak-sajaknya dimuat dalam ‘Pandji Poestaka’ majalah Indonesia dan lain-lain. Pada sajaknya ada kecendrungan kepada pelukisan kehidupan sehari-hari kaum buruh, misalnya dalam sajaknya yang berjudul ‘Buruh’.

c. M. R. Dajoh

Ia juga menaruh minat pada pelukisan kehidupan si kecil. Karyanya antara lain: ‘Syair Untuk A. S. I. B. (1935) dalam bahasa Belanda yang kemudian diterjemahkan lagi kedalam bahasa Indonesia.

d. Moehammad Zain Saidi (Mozasa)

Sajak-sajaknya hanya melukiskan kegembiraan menghadapi alam. Sajaknya sederhana namun didasari rasa cinta yang mesra, seperti dalam puisi yang berjudul: ‘Dikaki Gunung’.

e. A. Rivai (Yogi)

Pada tahun 1930 ia mengumumkan sekumpulan sajak dengan judul Gubahan dalam Sri Poestaka. Kumpulan sajaknya yang kedua berjudul ‘Puspa Aneka’ diterbitkanya sendiri yaitu pada tahun 1931.
Dari sajak-sajaknya akan tampak bahwa ia gemar akan teosofi dan terpengaruh oleh ajaran Krishnamurti.

Kecuali para penyair yang sudah disebut tadi dalam Poedjangga Baroe kita saksikan munculnya para penyair seperti Aoh K. Hadimadja, M. Taslim ‘Ali’ Bahrun Rangkuti, Maria Amin dan lain-lain yang perananya akan lebih penting pada kurun masa yang lebih kemudian.



This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
6/23/2012 04:28:32 am

First time reading this blog, just wanted to say hi.

6/25/2012 02:30:55 am

thanks for visits


Comments are closed.